Sahabat.com-Laga Prancis U-17 kontra Senegal U-17 di babak 16 besar Piala Duia U-17 2023 mengingatkan laga pembuka Piala Dunia 2002 yang berlangsung di Korea Selatan dan Jepang. Prancis yang berstatus juara bertahan secara mengejutkan dipaksa menyerah 1-0 oleh Senegal.
Prancis mendapat malu saat Bouba Diop mencetak gol di menit 30. Kekalahan itu menjadi awal kegagalan sang juara bertahan.
Prancis dan tim unggulan lain, Uruguay, akhirnya tersingkir di babak awal. Sedangkan yang lolos Denmark dan Senegal ke babak knockout.
Harapan Senegal U-17 mengulang sukses seniornya di Korsel ternyata gagal. Mereka kalah 5-3 dalam drama adu penalti. Senegal sesungguhnya sudah melakukan persiapan dengan baik. Saat pertandingan, mereka menunjukkan performa terbaik.
Bahkan the Lions of Teranga sempat menjebol gawang Argney lewat tendangan jarak jauh Idrissa Gueye yang diteruskan oleh Clayton Diandy di menit ke-58. Sayang, gol tersebut dianulir oleh hakim garis. Diandy dinilai sudah dalam posisi offside terlebih dahulu.
Pertandingan berakhir tanpa gol sehingga dituntaskan lewat adu penalti. Prancis menunjukkan kesiapannya dalam tos-tosan.
Terbukti, lima penendang penalti Prancis sudah disiapkan. Mulai sang kapten Joachim Kayi Sanda, Yoram Zague, Joan Tincres, Bastien Meupiyou, dan Nhoa Sangui sukses menjalankan tugas menjebol gawang Serigne Diouf.
Baca juga: Ribuan Serangan Siber Selama Piala Dunia U-17 2023 Berhasil Dihalau
Begitu pula kiper Paul Argney yang menggagalkan eksekutor kedua Daouda Diong. Bahkan Argney tercatat beberapa kali bisa membaca arah bola. Ada satu penendang yang sudah bisa ditangkap tetapi bola tetap meluncur ke gawang.
Menghadapi adu penalti sebagai penentu pertandingan, Argney mengaku tidak gugup. Dia sudah mempersiapkan diri untuk babak penentuan.
"Saya tidak gugup. Saya hanya mencoba untuk tetap tenang demi menyelamatkan (tendangan penalti) itu. Intinya saya berusaha tenang selama di sana dan fokus agar tidak kebobolan. Dan itu berhasil sehingga saya sangat senang," ujar Argney.
"Ini laga yang sulit meski saya sudah memperkirakannya. Banyak "long ball" sepanjang pertandingan. Sempat kebobolan, tetapi beruntung kemudian diputuskan offside. Karena sebenarnya itu juga ada sedikit kesalahan saya. Tetapi saya senang pada akhirnya bisa membantu tim menang lewat adu penalti," kata dia.
Perfoma gemilang Argney mengantarkannya sebagai pemain terbaik di laga ini. Hal tersebut menjadi kebanggaan bagi Argney. Pasalnya jarang sekali kiper mendapatkan penghargaan tersebut.
"Saya sangat senang, ini adalah kehormatan yang luar biasa untuk menjadi pemain terbaik, terutama sebagai kiper hal ini cukup jarang terjadi. Dan saya akan menikmati momen (kemenangan) ini. Tetapi saya sudah harus fokus melawan Uzbekistan ujar Argney.
0 Komentar
Cari Bibit Baru Sepak Bola, Erick Thohir akan Hidupkan Liga 3 dan 4
Indra Sjafri Panggil Pemain Piala Soeratin U-17
Indra Sjafri Sebut PSSI Tidak Akan Berburu Langsung Bibit Pemain
Erick Thohir dan Pelatih Shin Tepis Isu Akan Tangan Timnas Lain
PSSI Apresiasi Penangkapan Dokter Gadungan Elwizan Aminudin
Indonesia Bersiap Hadapi Jepang di Fase Grup AFC eAsian Cup Qatar
Timnas eFootball Indonesia mulai Berlaga di AFC eAsian Cup Qatar
Kurangnya Fokus di Menit Akhir Jadi Evaluasi Indra dari Dua Uji Coba
Kadek Arel Ingin Timnas U-20 Berbenah Untuk Piala AFF U-19 2024
Leave a comment