Rizdjar Nurviat Kembali ke Tanah Air Usai Berguru Selama 6 Bulan dalam Program Garuda Select Jilid 5 di Inggris

23 April 2023 10:30
Penulis: Ramses Manurung, bola
Rizdjar Nurviat/ist

Sahabat.com - Setelah menimba ilmu selama kurang lebih enam bulan sejak November 2022 dalam program Garuda Select Jilid 5 di Inggris, tibalah waktunya bagi Rizdjar Nurviat untuk kembali ke Indonesia. 

Bersama dengan rekan-rekannya sesama penggawa Garuda Select jilid 5, Ijar demikian panggilan akrabnya telah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (21/4/2023), malam.

Mendapat kesempatan bergabung dengan Garuda Select yang merupakan kolaborasi PSSI dengan Mola TV adalah sebuah momen emas dalam perjalanan hidup Ijar yang pada Januari lalu tepat berusia 17 tahun. Usia yang sangat menentukan baik sebagai pribadi maupun pesepak bola. 

"Ini adalah titik tolak penting dalam karir saya sebagai pemain bola. Dan saya berharap bisa meningkatkan kualitas permainan saya selama mengikuti program Garuda Select," tandas Ijar dalam sebuah video wawancara yang beredar di media sosial.

Remaja kelahiran Cirebon, Jawa Barat 2 Januari 2006 ini bergabung dengan program Garuda Select jilid 5 berdasarkan hasil pemantauan terhadap Timnas U-16 AFF 2022. Performa apiknya menjadi salah pemain yang berhasil mengantarkan Timnas U-16 Indonesia menjuarai Piala AFF dengan mengalahkan Vietnam di final membuat Tim Pemantau Bakat dari Garuda Select terpesona. Ijar pun mendapat kesempatan istimewa bergabung dengan program Garuda Select jilid 5 sejak November 2022 lalu.

Meski bergabung dengan Garuda Select karena dinilai memiliki keistimewaan,  Ijar yang bermain sebagai bek harus menghadapi berbagai kesulitan dan kendala yang cukup berpengaruh terhadap fokus dan konsentrasinya dalam berlatih. Butuh upaya ekstra anak bungsu dari 4 bersaudara, putra kandung dari tokoh pembina sepak bola usia muda Subagja Suihan dan istrinya Sarini untuk menaklukkan kesulitan dan tekanan-tekanan yang dihadapinya. 

"Di awal-awal gabung dengan Tim Garuda Select sempat kesulitan juga untuk beradaptasi dengan rekan-rekan setim. Karena di dalam tim kita kan ada beberapa pemain asing dari Italia, Ghana dan Senegal. Belum lagi faktor cuaca yang sangat dingin dan pola permainan yang jauh lebih kencang kalau dibandingkan dengan pola main yang selama ini saya alami," ungkap remaja dengan tinggi 179 centimeter ini.

Dan harus jauh dari keluarga juga menjadi masalah tersendiri bagi pemain yang mengidolakan kakak angkatnya Egy Maulana Vikri ini. Maklum selama ini Ijar belum pernah merasakan jauh dari keluarga. 

"Tiap hari video call dengan keluarga khususnya Mama. Buat melampiaskan rasa rindu karena berjauhan. Tapi tetap saja seperti ada yang kurang. Dan itu cukup berpengaruh terhadap fokus dan semangat saat berlatih. Jadi kurang maksimal," tutur Ijar.

Beruntung ibunya, Sarini terus mengingatkan dan menyemangati Ijar untuk fokus menimba ilmu di Garuda Select. 

"Mama bilang ini kesempatan yang sangat baik buat masa depan saya. Jadi harus sungguh-sungguh dalam berlatih. Nasihat Mama membuat saya tersadar dan lebih kuat dan bersemangat menjalani latihan. Sampai akhirnya saya bisa beradaptasi dengan baik dengan kawan-kawan setim termasuk pemain asing dan juga pola latihan yang diberikan Tim Pelatih Garuda Select," imbuhnya.

Setelah berhasil menaklukkan rasa homesick-nya (kangen rumah dan keluarga) pemain orbitan PS Bina Putra (kini berganti nama menjadi Akademi Bina Sentra) ini menjadi lebih fokus dan bersemangat dalam berlatih. 

Seolah mendapat energi tambahan, Ijar pun semakin giat melahap porsi-porsi latihan baik teknik maupun fisik yang diberikan oleh Tim Pelatih Garuda Select. Sosok Direktur Teknik Garuda Select Dennis Wise dan Pelatih Kepala Des Walker memberi motivasi tersendiri bagi Ijar untuk sungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan mengikuti Program Garuda Select yang berpusat di Loughborough University, Inggris.

Dennis Wise dan Des Walker memang bukan sosok yang sembarangan, keduanya merupakan mantan skuad Chelsea dan pernah membela Inggris di Piala Dunia 1990. 

"Kapan lagi bisa merasakan langsung dilatih oleh sosok pesepakbola legendaris dunia. Ini kesempatan yang luar biasa dalam karir saya sebagai pemain sepak bola," tuturnya.

Menurut Ijar, Tim Pelatih di Garuda Select memiliki metode pelatihan yang mumpuni. Dia mengaku mendapat banyak kemajuan sejak digembleng Des Walker dan kawan-kawan. 

"Tim Pelatih di Garuda Select sangat detail dalam melatih. Sehingga kita sebagai pemain jadi sangat paham tentang manfaat dan tujuan dari berbagai teknik yang diajarkan. Salah satu contohnya, sebagai pemain belakang kalau kehilangan bola kita harus berjuang mati-matian untuk bisa kembali merebut bola dari pemain lawan," bebernya.

 

Dan hal terpenting yang selalu ditanamkan Tim Pelatih kepada para penggawa Garuda Select adalah tentang daya juang. 

"Kita diajarkan untuk bermain ngotot dan memiliki daya juang yang tinggi agar bisa meraih hasil terbaik di setiap pertandingan," ungkap Ijar.

Ijar mengaku menyukai pola permainan sepak bola Inggris yang cepat. 

"Lebih seru dan menantang. Dan sejauh pengalaman saya berlatih tanding dengan tim-tim sepak bola usia muda di Inggris. Mereka semuanya memainkan tempo yang sangat cepat. Hebatnya, meski main cepat, passing-passingnya sangat akurat," kata Ijar. 

Selain ditempa di sisi teknik, sambung Ijar, para penggawa Garuda Select juga mendapat gemblengan untuk meningkatkan kualitas fisik agar stamina tidak cepat kedodoran saat bertanding. Setiap pemain diharuskan menjalani tes VO2 Max. VO2 Max sendiri adalah kemampuan tubuh dapat menghirup oksigen secara maksimal selama melakukan aktivitas fisik yang berat.

"Waktu tes awal VO2 Max saya jauh di bawah standar. Hanya 15 koma sekian, sedangkan standarnya untuk pemain di posisi bek harus mencapai 19. Beruntung lewat latihan yang diberikan pelatih fisik dan asupan nutrisi yang baik, VO2 Max saya bisa mencapai standar," ungkap Ijar.

"Setelah VO2 Max mencapai standar saya merasa lebih bugar dan fit di sepanjang pertandingan," tambahnya.

Momen yang paling berkesan bagi Ijar selama mengikuti Program Garuda Select terjadi ketika Tim Garuda Select bertanding melawan Gillingham. Pemain yang tergabung dalam Elite Program Academy (EPA) Borneo FC ini berhasil mencetak gol ke gawang Gillingham.

Tak hanya melawan Gillingham, Ijar juga bermain apik di setiap pertandingan yang dilakoni Tim Garuda Select. Antara lain melawan tim akademi Chelsea dan terakhir sebelum kembali ke Tanah Air mengalahkan tim akademi Arsenal dengan skor telak 3-0. Bahkan Tim Garuda Select jilid 5 yang diikuti Ijar dinilai sebagai angkatan Garuda Select terbaik oleh Dennis Wise. 

Hal lain yang membuat Ijar mengaku sangat senang dan bersyukur bisa mengikuti Program Garuda Select adalah ketika melakukan pemusatan latihan di Como, Italia pada Januari 2023 lalu. 

"Selama di Italia kita juga sempat melakukan pertandingan persahabatan lawan tim usia muda Inter Milan, AC Milan, Como dan lainnya. Dan kita juga berkesempatan menonton pertandingan Liga Seri A antara AC Milan melawan AS Roma. Tentu ini sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya," tutur Ijar. 

"Di Inggris juga kita sempat nonton Manchester United lawan Newcastle United final Carabao Cup atau Piala Liga Inggris," imbuhnya.

Main di Eropa

Pengalaman selama 6 bulan merasakan langsung atmosfer sepak bola di Inggris, membuat tekad Ijar semakin bulat untuk mengejar mimpinya kelak bisa bermain di Liga Eropa. 

"Saya ingin mengikuti jejak Aa Egy (Egy Maulana Vikri) bisa main di Liga Eropa," tandasnya.

Egy Maulana Vikri memang bukan sosok asing bagi Ijar. Egy yang pernah bermain untuk klub Liga Polandia Lechia Gdansk adalah anak angkat dari Subagja Suihan yang tak lain adalah ayah kandung Ijar. Subagja Suihan juga merupakan sosok yang berjasa mengorbitkan mantan pesepak bola Firman Utina. 

Usai merampungkan program berguru bersama Garuda Select di Inggris, Rizdjar Nurviat akan kembali bergabung dengan EPA Borneo FC. 

"Sambil menunggu kemungkinan dipanggil lagi untuk mengikuti Program Garuda Select jilid 6. Semoga bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk menimba ilmu dalam Program Garuda Select di Inggris," pungkas Ijar. 

Sosok Berjasa dalam Perjuangan Ijar 

Keberhasilan Rizdjar Nurviat terpilih mengikuti Program Garuda Select jilid 5 di Inggris turut membuat bangga Nasuka pelatihnya di masa kecil. Sebagai pelatih Nasuka bersyukur dan bangga bocah kecil yang dilatihnya pertama kali di PS Bina Putra Cirebon telah menjadi pemain yang berprestasi. 

"Sebagai pelatih yang pertama kali mengenalkan cara bermain bola saat Ijar usia 10 tahun tentu saya sangat bangga dengan kemajuan dan prestasinya. Itu berarti ilmu yang kita berikan memberikan manfaat bagi pemain," kata Nasuka. 

Jebolan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta pada 1987 ini mengungkapkan sejak kecil Ijar memang memiliki keinginan kuat untuk menjadi pemain bola yang berprestasi. 

"Dia sangat gigih dalam berlatih. Setiap hari, pagi dan sore berlatih dengan penuh semangat," tutur Nasuka yang pernah membela klub Pupuk Kaltim dan Barito Putra pada era kompetisi Galatama.

"Mentalnya juga bagus. Mau menerima ketika diberi tahu saat melakukan kesalahan. Bahkan ketika saya tegur dengan cara yang keras sekalipun, dia tidak pernah cengeng atau sakit hati. Itu jadi modal yang sangat penting buat Ijar untuk meraih mimpinya menjadi pemain sepak bola nasional dan internasional," imbuhnya.  

Alumni SKO Ragunan seangkatan dengan Sudirman dan Frans Sinatra ini mendoakan semoga Ijar bisa meraih mimpinya bermain di salah satu klub Liga Eropa. 

"Sebagai pembina kita ingin melihat pemain yang kita bina berhasil meraih prestasi terbaik," tandas pria berusia 55 tahun yang kini fokus melatih para pemain sepak bola usia muda Akademi Bina Sentra Cirebon.

Bio Data dan Prestasi Rizdjar Nurviat

Nama: Rizdjar Nurviat Subagja
Tempat tanggal lahir: Cirebon, 2 Januari 2006
Klub: PS Bina Putra dan Akademi Bina Putra, Borneo FC U-16 dan Borneo FC U-18

Event: Singa Cup 2017 di Singapura, Final Nasional Danone Cup, Piala Menpora U-14 2019, EPA U-16 2021, EPA U-18 2022, Piala AFF U-16 2022 dan Kualifikasi Piala Asia U-17 2022

 

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment